"ikut-ikut teman";"untuk membuat kenangan terakhir dengan pakaian sekolah";"Biar terlihat keren";"Happy-hapy ja...";"mengikuti tradisi tahunan"
begitulah kira-kira jawaban sebagian besar anak-anak sekolah dalam menyambut kelulusannya dari sebuah sekolah jika ditanya mengapa corat-coret seragam sekolahnya.
jadi anak-anak sekarang memang tidak mengetahui apa makna di balik tradisi tersebut.
Makna di balik tradisi corat coret seragam sekolah;
begitulah kira-kira jawaban sebagian besar anak-anak sekolah dalam menyambut kelulusannya dari sebuah sekolah jika ditanya mengapa corat-coret seragam sekolahnya.
jadi anak-anak sekarang memang tidak mengetahui apa makna di balik tradisi tersebut.
Makna di balik tradisi corat coret seragam sekolah;
- membuktikan bahwa sistem pendidikan tidak berjalan dengan baik
- pada awalnya dulu seragam sekolah di Indonesia adalah simbol dari sebuah sekolah dan sistem pendidikan yang sangat di hormati dan di sakralkan. dengan begitu, tradisi tersebut merupakan aksi PENGHINAAN siswa terhadap sebuah sekolah.
- awal aksi tersebut adalah kemarahan siswa terhadap peraturan sekolah yang membuat mereka terkekang, dan setelah lulus mereka menunjukkan kebebasan mereka dengan aksi tersebut.
sebagian besar pihak-pihak terkait yang seharusnya mencegah terjadinya fenomena penyimpangan perilaku tersebut mengabaikan hal itu dengan alasan;
"Biarlah, cuma sekali-sekali... mereka kan juga mau bersenang-senang"
"Biarlah, lagipula ini masa transisi mereka menuju tingkat kedewasaan yang berbeda"
padahal jelas sekali hal itu justru menuntun pemuda indonesia ke arah kerusakan moral yang sangat parah, karena mereka akan tetap terbiasa dengan perilaku yang mencerminkan kebebasan tanpa batas tersebut hingga mereka menjadi mahasiswa dan hidup dalam lingkungan masyarakat.
hal ini pula yang membuat mahasiswa yang tak terkontrol dan sering membuat anarkis di mana-mana. karena mereka memang terbiasa dengan ke anarkisan tersebut.
harapan - harapan para pendidik kini hanya menjadi harapan kosong belaka, karena di tambah lagi dengan sistem pendidikan yang justru mengikat para pendidik sehingga tidak mempunyai ruang gerak yang sesuai. tapi malah memberikan kebebasan tanpa batas kepada siswa dan pelajar sekolah.
sekarang seorang pendidik di sekolah hanya bisa di artikan sebagai pihak yang memberikan nilai mata pelajaran saja, bukan lagi pendidik moral dan etika.
begitu banyak sumber yang membahas tentang hal ini, tapi sama sekali tidak membuat perubahan.
semoga tradisi penyimpangan perilaku ini dapat di akhiri dan semoga para pelajar dapat memahami arti pendidikan itu sendiri.
"Biarlah, cuma sekali-sekali... mereka kan juga mau bersenang-senang"
"Biarlah, lagipula ini masa transisi mereka menuju tingkat kedewasaan yang berbeda"
padahal jelas sekali hal itu justru menuntun pemuda indonesia ke arah kerusakan moral yang sangat parah, karena mereka akan tetap terbiasa dengan perilaku yang mencerminkan kebebasan tanpa batas tersebut hingga mereka menjadi mahasiswa dan hidup dalam lingkungan masyarakat.
hal ini pula yang membuat mahasiswa yang tak terkontrol dan sering membuat anarkis di mana-mana. karena mereka memang terbiasa dengan ke anarkisan tersebut.
harapan - harapan para pendidik kini hanya menjadi harapan kosong belaka, karena di tambah lagi dengan sistem pendidikan yang justru mengikat para pendidik sehingga tidak mempunyai ruang gerak yang sesuai. tapi malah memberikan kebebasan tanpa batas kepada siswa dan pelajar sekolah.
sekarang seorang pendidik di sekolah hanya bisa di artikan sebagai pihak yang memberikan nilai mata pelajaran saja, bukan lagi pendidik moral dan etika.
begitu banyak sumber yang membahas tentang hal ini, tapi sama sekali tidak membuat perubahan.
semoga tradisi penyimpangan perilaku ini dapat di akhiri dan semoga para pelajar dapat memahami arti pendidikan itu sendiri.
sepertinya memang seperti itu...
BalasHapusanak - anak siswa sekolah sepertinya tidak memiliki pemahaman yang baik tentang arti dari seragam itu sendiri.
sungguh memprihatinkan.